"Pengguna kamera digital akan terlihat konyol bila masih saja memakai
mode M (Manual)," demikian dikatakan oleh Marrysa Tunjung Sari atau
akrab dipanggil Sasha di awal sesi workshop miliknya.
Namun tentu saja pernyataan tersebut berlaku untuk kondisi-kondisi
tertentu, terutama untuk pemotretan jurnalistik di mana seorang
fotografer tidak boleh ketinggalan moment hanya karena terlalu lama
melakukan pengaturan.
Hampir semua jajaran kamera sekarang sudah
memiliki lightmeter, itulah alasan yang dikemukakan atas pernyataannya
tersebut. Dengan mode Av/A/F (tergantung merk kameranya) atau Tv/S,
pengguna kamera sudah mendapatkan pengaturan yang lebih gampang.
"Para
vendor kamera sudah memperhitungkan banyal hal dengan menghadirkan
mode-mode tersebut" papar sosok yang dikenal dengan nama Twitter
@poeticpicture ini lebih lanjut.
Dengan Av, fotografer tinggal
mengatur bukaannya, sedang shutternya akan mengikuti secara otomatis.
Kebalikan dengan Tv, shutternya yang diatur oleh pengguna, sedangkan
aperture atau bukaannya akan mengikuti.
Lantas, kapankah kita sebaiknya memakai mode? Ada 3 kondisi di mana M cocok dipakai, yakni:
1.Underwater
Mode M cocok dipakai di sini karena partikel di dalam air sangat bermacam-macam.
2. Studio
Lighting di dalam studio sudah fix (tidak berubah-ubah), sehingga pengguna cocok memakai mode Manual.
3. Long Exposure
Mode M juga pantas dipakai bila pengguna menginginkan long exposure pada pemandangan, laut, atau city scape.
Mode
M adalah mode di mana pengguna yang mengatur sendiri semua settingan
yang diperlukan seperti diafragma (aperture) dan shutter speed.
No comments:
Post a Comment