Penyusunan laporan untuk pimpinan
merupakan bagian dari tugas pegawai administrasi, baik yang bersifat rutin
maupun instruksional (perintah atasan). Hal ini dilakukan karena pada
hakikatnya tugas mereka adalah meringankan beban pimpinan, dan karena beban
tugas pimpinan begitu banyak dan harus diselesaikan maka pegawai harus menyusun
laporan untuk pimpinan. Oleh karena itu, penting bagi pegawai administrasi
untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan laporan.
Laporan merupakan bentuk komunikasi
yang dapat dilakukan secara tertulis atau lisan mengenai sesuatu hal tertentu
sesuai dengan tujuan penulisannya. Uraian berikut akan lebih ditekankan pada
pembahasan hal-hal yang berkaitan dengan laporan tertulis. Laporan inilah yang
secara resmi dijadikan sebagai sumber informasi, alat pertanggungjawaban, dan
alat pengambilan keputusan dalam kehidupan organisasi.
Sebelum laporan disajikan secara
lisan, laporan terlebih dahulu disusun dalam bentuk tertulis secara sistematis
sehingga mudah dipahami. Dari segi bentuk tertulis, laporan terbagi menjadi
seperti berikut.
- Laporan berbentuk formulir atau matriks, yaitu laporan yang tinggal mengisi pada blangko yang disediakan.
- Laporan berbentuk memorandum atau nota, yaitu laporan yang diuraikan secara singkat. Laporan ini dibuat dalam rangka proses hubungan kerja antara atasan dan bawahan atau antar-unsur-unsur dalam suatu instansi.
- Laporan berbentuk surat, yaitu laporan yang diuraikan lebih panjang dari memorandum sebagaimana uraian dalam bentuk surat biasa. Jenis laporan ini dapat dipergunakan untuk bermacam-macam topik.
- Laporan berbentuk naskah, yaitu laporan yang panjang, biasanya disusun seperti makalah. Materi laporan dibagi menjadi beberapa topik dan subtopik.
- Laporan berbentuk buku, yaitu laporan yang disusun dalam bentuk buku.
Agar suatu laporan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, dalam proses penyusunan laporan, selain harus
memperhatikan berbagai prinsip dan syarat dalam penyusunan laporan, juga harus
memperhatikan tata caranya. Pada intinya, tata cara penyusunan laporan dimulai
dari tahap persiapan yang mencakup penentuan kerangka permasalahan, tujuan
penulisan laporan, dan proses pengumpulan data, kemudian membuat kerangka
laporan , dan diakhiri dengan tahap penulisan laporan itu sendiri.
1.Tahap Persiapan
Pada tahap awal ini harus terjawab beberapa pertanyaan penting seperti hal apa yang akan dilaporkan ? Mengapa hal itu harus dilaporkan ? Kapan laporan akan disampaiakan ? Data apa yang penting, baik sebagai data utama maupun data pendukung ? Dengan terjawabnya beberapa pertanyaan ini, maka akan dapat dirumuskan secara jelas latar belakang dan masalah laporan, tujuan laporan, target waktu laporan, data yang relevanuntuk disajikan, dan sumber-sumber data.
2. Pengumpulan dan Penyajian Data
Setelah itu, langkah berikutnya adalah merencanakan pengumpulan dan penyajian data. Dalam proses pengumpulan harus selalu mengacu pada permasalahan dan tujuan yang telah ditetapkan. Data yang diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber primer maupun sumber sekunder. Setelah dikumpulkan, kemudian data itu dikelompokkan, data mana yang menjadi bahan utama dan data pendukung atau penunjang dan penyajian data.
3. Sistematika Laporan
Tahap berikutnya adalah menentukan bagian-bagian utama laporan atau lazim disebut sistematika laporan, kemudian sub-sub bagian laporan yang nantinya akan dijabarkan lebih lanjut dalam kalimat-kalimat.
4. Penulisan Laporan
Pada tahap penulisan laporan harus mengacu pada sistematika yang telah ditetapkan sehingga laporan tersebut dapat tersaji secara runtut, mudah dipahami, dan enak dibaca.
All Sumber
No comments:
Post a Comment