Indonesia terdiri atas
beranekaragam suku, agama, adat istiadat, seni, dan juga budaya. Setiap daerah
yang ada di Indonesia memiliki ciri khas yang membedakannya dengan suku lain di
dunia. Walaupun demikian, persatuan dan kesatuan tetap yang utama. Di antara
keanekaragaman tersebut, seni dan budaya adalah yang paling menarik untuk
dibicarakan karena hal itu sangat diminati oleh wisatawan dari mancanegara.
Seperti misalnya Bali. Bali terkenal karena seni dan budayanya yang unik dan
sakral. Salah satu seni dan budaya yang paling diminati oleh wisatawan
mancanegara maupun domestik adalah seni tari dan seni rupa. Bahkan tak jarang
wisatawan yang ingin belajar menari Bali. Merupakan hal yang membanggakan bagi
kita karena seni dan budaya yang kita miliki dapat menguntungkan daerah bahkan
negara kita. Yang terpenting adalah dapat memperkenalkan budaya daerah kita
hingga kancah dunia internasional.
Seni tari yang ada di Bali
sangat banyak jumlahnya. Seni tari yang diciptakan tersebut tentu memiliki
makna tertentu yang terlihat dari pembawaan tari. Gerak, mimik, dan penjiwaan
erat kaitannya dengan makna tari yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu,
kita perlu mengetahui sinopsis tari-tari yang ada atau yang akan kita pentaskan
sehingga dalam membawakan tari tersebut bisa sesuai dengan apa digambarkan
tarian itu.
1.
Tari Sanghyang
Tarian
sanghyang yang menjadi ciri khas orang Bali
ini sebenarnya terdiri dari beberapa macam, yaitu: Tari sanghyang adalah
suatu tarian sakral yang berfungsi sebagai pelengkap upacara untuk mengusir
wabah penyakit yang sedang melanda suatu desa atau daerah. Selain untuk
mengusir wabah penyakit, tarian ini juga digunakan sebagai sarana pelindung
terhadap ancaman dari kekuatan magi hitam (black magic). Tari yang
merupakan sisa-sisa kebudayaan pra-Hindu ini biasanya ditarikan oleh dua gadis
yang masih kecil (belum dewasa) dan dianggap masih suci. Sebelum dapat
menarikan sanghyang calon penarinya harus menjalankan beberapa
pantangan, seperti: tidak boleh lewat di bawah jemuran pakaian, tidak boleh
berkata jorok dan kasar, tidak boleh berbohong, dan tidak boleh mencuri.
2.
Sanghyang Dedari
Sebagaimana namanya,
tari Sanghyang Dedari ini termasuk tarian sakral yang tidak untuk
dipertontonkan sebagai fungsi pertunjukan, tetapi hanya diselenggarakan dalam
rangkaian upacara suci. Tarian ini dilakukan oleh sepasang gadis cilik yang
belum akil balig. Sebelum menari, kedua gadis tadi diupacarai untuk memohon
datangnya sang Dedari ke dalam badan kasar mereka. Prosesi diiringi dengan
paduan suara gending sanghyang yang dilakukan oleh kelompok paduan suara wanita
dan pria. Kedua gadis itu kemudian pingsan, tanda bahwa roh dedari telah
merasukinya. Kemudian beberapa orang membangunkan dan memasangkan hiasan
kepalanya, kedua gadis dalam keadaan tidak sadar, dibawa ke tempat menari. Di
tempat menari, kedua gadis kecil itu diberdirikan di atas pundak dua orang pria
yang kuat. Dengan iringan gamelan Palegongan, kedua penari menari-nari di atas pundak si
pemikul yang berjalan berkeliling pentas. Gerakan tarian yang dilakukan mirip
dengan tari Legong. Selama tarian berlangsung, mata kedua gadis itu tetap
tertutup rapat. Menari di atas bahu seseorang tanpa terjatuh, tidak mungkin
dilakukan oleh gadis-gadis cilik dalam keadaan sadar, apalagi biasanya si gadis
belum pernah belajar menari sebelumnya. Sungguh menakjubkan.
Tarian suci ini diadakan dalam upacara memohon
keselamatan dari bencana atau wabah penyakit yang menyerang suatu desa.Tarian
ini terdapat di daerah Badung, Gianyar, dan Bangli
3. Sanghyang Jaran
Ditarikan
oleh seorang pria atau seorang pemangku yang mengendarai sebuah kuda-kudaan
yang terbuat dari pelepah daun kelapa. Penarinya kerasukan roh kuda tunggangan
dewata dari khayangan, diiringi dengan nyanyian paduan suara yang melagukan gending
sanghyang, berkeliling sambil memejamkan mata, berjalan dan
berlari-kecil dengan kaki telanjang, menginjak-injak bara api batok kelapa yang
dihamparkan di tengah arena. Tari ini diselenggarakan pada saat-saat prihatin,
misalnya terjadi wabah penyakit atau kejadian lain yang meresahkan masyarakat,
dan terdapat di daerah Denpasar,
Badung, Gianyar dan Bangli.
4.
Sanghyang Deling,
Sanghyang Deling adalah tarian yang dibawakan oleh dua orang gadis sambil
membawa deling (boneka dari daun lontar) yang dipancangkan di atas
sepotong bambu. Sanghyang deling dahulu hanya terdapat disekitar
daerah Danau Batur, namun saat ini sudah tidak dijumpai lagi di tempat
tersebut. Tarian
yang hampir sama dengan sanghyang deling dapat dijumpai di
Tabanan dan diberi nama sanghyang dangkluk
5.
Sanghyang Sengkrong,
adalah tarian yang dimainkan oleh oleh seorang anak
laki-laki dalam keadaan tidak sadar (trance) sambil menutup rambutnya
dengan kain putih (sengkrong). Sengkrong adalah kain putih
panjang yang biasa digunakan oleh para leyak di Bali
untuk menutup rambut yang terurai
6.
Sanghyang Janger
Dahulu tarian ini dimainkan dalam keadaan tidak sadar dan
bersifat sakral. Namun kemudian mengalami perubahan dan menjadi tari Janger
dengan iringan cak. Tari ini tersebar luas di seluruh pelosok Pulau Bali dengan makna yang
sudah berbeda.
7.
Sanghyang Kidang
yang hanya dijumpai di Bali
utara, ditarikan oleh seorang perempuan. Dalam keadaan tidak sadar, penari
menirukan gerakan-gerakan seekor kidang (kijang). Tarian ini diiringi dengan nyanyian tanpa mempergunakan
alat musik.
8.
Sanghyang Bungbung
adalah tarian yang dimainkan oleh seorang perempuan sambil
membawa potongan bambu yang dilukis seperti manusia. Tari sanghyang bungbung
ini terdapat Di Desa Sanur, Denpasar, dan hanya dipergelarkan pada saat bulan
purnama.
9.
Sanghyang Memedi
adalah tarian yang dimainkan oleh seorang anak laki-laki
yang berpakaian daun atau pohon padi sehingga menyerupai memedi (makhluk
halus
10.
Sanghyang Cleng (babi hutan)
adalah tarian yang dimainkan oleh seorang anak laki-laki
yang berpakaian serat ijuk berwarna hitam. Ia menari berkeliling desa sambil
menirukan gerakan-gerakan seekor celeng (babi hutan), dengan maksud mengusir
roh jahat yang mengganggu ketenteraman desa
11.
Sanghyang Penyalin
adalah tarian yang dibawakan oleh seorang laki-laki sambil
mengayun-ayunkan sepotong rotan panjang (penyalin) dalam keadaan tidak
sadar (trance). Di Bali bagian utara tarian ini bukan dibawakan oleh seorang
laki-laki, melainkan oleh seorang gadis (daha
12.
Baris Cina
Tari
Baris ini diduga mendapat pengaruh budaya Cina, keunikannya terlihat dari tata
busana (celana panjang dengan baju lengan panjang, selempang kain sarung,
bertopi, berkacamata hitam serta memakai senjata pedang), geraknya (mengambil
gerakan pencak silat), dan iringannya (gamelan Gong Bheri
yaitu Gong tanpa moncol). Tarian ini
menggambarkan pasukan juragan asal tanah Jawa yang datang ke Bali. Tarian ini
ditampilkan dalam upacara Dewa Yadnya dan
terdapat di desa Renon dan Belanjong, Sanur (Denpasar).
13.
Calonarang
Dramatari
ritual magis yang melakonkan kisah-kisah yang berkaitan dengan ilmu sihir, ilmu
hitam maupun ilmu putih, dikenal dengan Pangiwa / Pangleyakan dan Panengen.
Lakon-lakon yang ditampilkan pada umumnya berakar dari cerita Calonarang,
sebuah cerita semi sejarah dari zaman pemerintahan raja Airlangga di Kahuripan
(Jawa timur) pada abad ke IX. Cerita lain yang juga sering ditampilkan dalam
drama tari ini adalah cerita Basur, sebuah cerita rakyat yang amat
populer dikalangan masyarakat Bali. Karena
pada beberapa bagian dari pertunjukannya menampilkan adegan adu kekuatan dan
kekebalan (memperagakan adegan kematian bangke-bangkean, menusuk rangda dengan
senjata tajam secara bebas) maka Calonarang sering dianggap sebagai pertunjukan
adu kekebalan (batin).
Dramatari
ini pada intinya merupakan perpaduan dari tiga unsur penting, yakni Babarongan
diwakili oleh Barong Ket, Rangda dan Celuluk, Unsur Pagambuhan
diwakili oleh Condong, Putri, Patih Manis (Panji) dan Patih Keras
(Pandung) dan Palegongan diwakili oleh Sisiya-sisiya
(murid-murid). Tokoh penting lainnya dari dramatari ini adalah Matah Gede
dan Bondres. Karena pagelaran dramatari ini selalu melibatkan Barong Ket
maka Calonarang sering disamakan dengan Barong Ket. Pertunjukan Calonarang bisa diiringi dengan Gamelan Semar Pagulingan, Bebarongan, maupun Gong Kebyar. Dari segi tempat pementasan, pertunjukan Calonarang biasanya dilakukan
dekat kuburan(Pura Dalem) dan arena pementasannya selalu dilengkapi dengan sebuah balai tinggi
(trajangan atau tingga) dan pohon pepaya.
14.
Barong Ket
Barong Ket atau Barong
Keket adalah tari Barong yang paling banyak terdapat di Bali dan paling
sering dipentaskan serta memiliki pebendaharaan gerak tari yang lengkap. Dari wujudnya, Barong Ket
ini merupakan perpaduan antara singa, macan, sapi atau boma. Badan Barong ini
dihiasi dengan ukiran-ukiran dibuat dari kulit, ditempel kaca cermin yang
berkilauan dan bulunya dibuat dari perasok (serat dari daun sejenis tanaman
mirip pandan), ijuk atau ada pula dari bulu burung gagak Untuk menarikannya Barong ini diusung oleh dua orang penari yang disebut Juru
Saluk / Juru Bapang, satu penari di bagian kepala dan yang lainnya
di bagian pantat dan ekornya. Tari Barong Keket ini melukiskan tentang
pertarungan kebajikan (dharma) dan keburukan (adharma) yang
merupakan paduan yang selalu berlawanan (rwa bhineda). Tari Barong Ket
diiringi dengan gamelan Semar
Pagulingan
15.
Barong
Barong adalah karakter dalam mitologi Bali.
Ia adalah raja
dari roh-roh
serta melambangkan kebaikan. Ia merupakan musuh Rangda dalam
mitologi Bali. Banas Pati Rajah adalah
roh yang mendampingi seorang anak dalam hidupnya. Banas Pati Rajah dipercayai
sebagai roh yang menggerakkan Barong. Sebagai roh pelindung, Barong sering
ditampilkan sebagai seekor singa. Tarian tradisional di Bali yang menggambarkan
pertempuran antara Barong dan Rangda sangatlah terkenal dan sering
diperlihatkan sebagai atraksi wisata. 250px|
Barong
singa adalah salah satu dari lima
bentuk Barong. Di pulau Bali setiap bagian pulau Bali
mempunyai roh pelindung untuk tanah dan hutannya masing-masing. Setiap Barong
dari yang mewakili daerah tertentu digambarkan sebagai hewan yang berbeda. Ada babi hutan, harimau, ular atau naga, dan singa.
Bentuk Barong sebagai singa sangatlah populer dan berasal dari Gianyar. Di sini
terletak Ubud, yang merupakan tempat pariwisata yang terkenal. Dalam Calonarong atau
tari-tarian Bali, Barong menggunakan ilmu gaibnya untuk mengalahkan Rangda.
16.
Makare-karean
Disebut juga dengan
tari Perang Pandan, merupakan salah satu tarian ketangkasan yang
melibatkan para pemuda, dengan memakai kostum upacara adat, bertelanjang dada
bersenjatakan seikat daun pandan berduri dan perisai untuk melindungi diri.
Tari ini ditampilkan dalam upacara adat di desa Tenganan.
Yang
menarik, meskipun nampaknya luka-luka yang ditimbulkan oleh senjata pandan
berduri itu cukup parah, namun para penarinya tidak merasakan kesakitan. Pada
akhir prosesi, luka-luka itu disembuhkan dengan menyiramkan air suci.
No comments:
Post a Comment